Porphyrins

Porphyrins adalah spesies kimia yang terjadi secara alamiyang berada dalam petroleum dalam petroleum dan biasanya terjadi dalam bagian non dasr dari konsentrat yang mengandung nitrogen(Bonnet 1978;Reynold 1998). Mereka biasanya tidak dipertimbangkan diantara unsure-unsur pokok yang mengandung nitrogen pada petroleum maupun tidak dipertimbangkan sebagai material organic yang juga terjadi pada minyak mentah. Sebagai hasil investigasi awal peningkatan konsep dari porphyrins sebagai biomarker yang dapat membuka sebuah jaringan diantara senyawa yang ditemukan di geosfer dan hubungannya dengan perintis biologi.(Treibs 1934,glebovskaya and volkenhtein, 1948)
Porphyrins adalah turunan dari porphine [yang terdiri dari empat molekul pyrole yang digabungkan oleh jembatan methi, gambar 7.3]. jembatan methin membuka jaringan yang terkonjugasikan diantara inti komponen pyrole, membentuk perluasan resonansi system. Walaupun hasil struktur menahan banyak karakter yang melekat dari komponen pyrole. System terkonjugasi yang lebih besar meningakatkan karakter aromatis menjadi molekul phorphine (falk 1964;smith 1965). Fungsi amine (-NH-)dalam system porphine memungkinkan logam seperti nikel dalam molekul yang melalui chelation(figure 7.4).
Sejumlah besar senyawa porphyrine yang berbeda berada di alam atau di sintesis. Kebanyakan dari senyawa inimempunyai pengganti selain hydrogen pada cincin karbon. Pengganti alami pada cincin porphyrin menentukan klasifikasi dari senyawa pophyrin khusus ke dalam berbagai tipe berdasarkan satu system umum pada tata nama(bonnet 1978). Phorpyrin juga dikenal menggunakan nama trivial atau akronim yang sering digunakan secara umum dari pada system tata nama normal.
Ketika satuatau dua ikatan porphyi\rin dihidrogenasi, klorin atau florin adalah hasilnya. Klorin adalah komponen dari klorofildan mempunyai sebuah cincin isosiklik yang terbentuk oleh dua kelompok metilen yang menyatukkan sebuah karbon pyrolic dengan sebuah karbon methin. Porphyrin hasil tambang yang mengandung bentuk structural diasumsikan adfalah turunan dari klorofil.
Etioporphyrins juga secara umum ditemukan di bahan tambang dan tak mempunyai pengganti (kecuali hydrogen) pada karbon methin. Benzoporphyrins dan tetrahidrobenzenepophyrins juga teridentifikasi dalambahan tambang. Senyawa ini juga mempunyai sebuah cincin benzene atau cincin benzene terhidrogenasi yang digabungkan menjadi unit pyrole.
Kebanyakan minyak mentah, heavy oils, dan bitumen mengandung sejumlah vanadil dan nikel yang dapat terdeteksi. Lebih jelasnya, minyak mentah yang lebih ringan biasanya hanya mengandung sejumlah kecil dari senyawa ini. Heavy oil mungkin mengandung sejumlah besar vanadil dan nikelporphyrins, konsentrasi vanadium lebih dari 1000ppm diketahui untuk beberapa minyak mentah dn sejumlah besar vanadium dalam minyak mentah yang berkaitan dengan porphyrins. Pada minyak mentah berkadar sulfur tinggi dari laut, porphyrin vanadil lebih melimpah daripada porphyrin nikel. Minyak mentah berkadar sufur rendah yang berasal lacustrin biasanya mengandung porphyrin nikel daripada pophyrin vanadil.
Semua logam dari table periodic, hanya vanadium dan nikel terbukti secara pasti ada sebagai chelates dalam jumlah yang signifikan pada beberapa minyak mentah telah diakui (franceskin 1986). Alasan geokimia untuk hilangnya sejumlah besar porphyrin chelates dengan logam selain nikel dan vanadium dalam kebanyakan minyak mentahdan tarsand bitumen telah dikembangkan (hodgson et al 1967)
Jika kandungan nikel dan vanadium dari minyak mentah diukur dan dibandingkan dengan konsentrasi phorpyrin, biasanya ditemukan bahwa tidak semua kandungan logam dapat dihitungsebagai phorpyrin 9dunning et al 1960;reynold 1998). Dalam beberapa minyak mentah sebanyak 10% w/w dari total logam tampak tergabung dengan porphyrin. Hanya jarang yang dapat menguku semua nikel dan vanadium dalam dalam minyak mentah digabungkan dengan ikatan yang bukan porphyrin. Logam yang digabugkan ini digantikan oleh logam oleh logam non porphyrin atau kompleks (crouch et al 1983)
Sebaliknya masalah logam non porphyrine dalam minyak mentah masih dipertanyakan (Goulon et al 1984). Tidak ada kemungkinan bahwa dalam system itu, yang mana asosiasi molekuler dianggap penting, pengukuran konsentrasi porphyrin tidak terpercaya dan ada halangan untuk penghilangan nilai actual. Walaupun untuk tujuan dari chapter ini, diartikan bahw nonpophyrin chelate ada dalam bahan bakar fosil, tapi jumlah relatifnya tidak diketahui.
Pada akhirnya selama fraksinasi petroleum (chapter 9), unsure pikok logam (metaloporphyrin dan logam non porpyrin chelates ) dikonsentrasikan dalam fraksi aspal. Minyak tanpa aspal (petrolenes dan maltenes) (chapter 1)mengandung konsentrasi pophyrin yang lebih kecil dari pada bahan induk dan biasanya konsentrasi logam nonporphyrin sangat kecil.

15 komentar:

ordinary cowboy 13 April 2009 pukul 20.12  

aq mw tanya, sifat kimia lain apa aja yang ada di MIBU???
thx
drpd cma terbitin gnan, mending bantu buat tgs makalah kelompok qita donk!!!!!
jgn pada pura-pura gtw........!!!!!!!

indratrias 15 April 2009 pukul 21.08  

ok,berat juga isinya,en nambah pengetahuan.btw,aq g nyontek koq...tapi meringkas...kmu juga kan??

Unknown 16 April 2009 pukul 07.17  

mbuh ah bingung
ra mudenk

Unknown 16 April 2009 pukul 07.20  

mbuh ra mudenk

rephiemendongeng 18 Mei 2009 pukul 19.57  

bagoes,,,,
tingkatkan

Anonim 10 Juni 2009 pukul 17.43  

ok nih.bermanfaat.=D
novi,XX/jumat

iin 14 Juni 2009 pukul 21.49  

bagus baguss..
iin/19 jumat

Anonim 3 Juni 2010 pukul 03.30  

kenapa ga bilang dari kemarin kalo harus buka blog mas???
jd mepet gini tho bukanya.jadi sama ja,,yg qt baca cuma soal.bukan yg lainny...

ni wayan santi dewi
L2C008088
24/KAMIS

Anonim 3 Juni 2010 pukul 09.25  

terima kasih mas soal-soalnya. Postingannya bagus2, jangan lupa nilainya juga bagus yak. Jzk

Margie Agami Haq
L2C008077
12/SELASA

Anonim 3 Juni 2010 pukul 09.30  

TERIMA KASIH MAS

MIRZA HAYATI
L2C008080
12/SELASA

Anonim 3 Juni 2010 pukul 09.32  

matur nuwun mas

M. Zaini Mahdi
L2C008073
12/selasa

Anonim 3 Juni 2010 pukul 09.35  

terima kasih mas

Ruben Tinosa Dwika
L2C008101
12/selasa

Anonim 3 Juni 2010 pukul 09.37  

makasih banyak ya mas

Jesica Dima F
L2C008066
24/kamis

Anonim 3 Juni 2010 pukul 09.40  

makasih ya mas

Septiana T.
L2C008102
24/Kamis

Anonim 3 Juni 2010 pukul 09.43  

thanks mas

Risqi Maulana
L2C008098
24/kamis

Posting Komentar

soal review RIAK

Soal A

1)kenapa mencari nilai konstanta kecepatan reaksi menggunakan percobaan batch dan model matematis menggunakan percobaan kontinyu?kalo di balik bisa ga?

2)Apa yang kalian ketahui tentang reactor?jelaskan mengenai reactor CSTR ,PFR dan fixed bedmulti tube? Apa kelebihan dan kekurangannya?serta contoh industry yang menggunakannya

3)Jelaskan tahapan perhitungan RIAK secara sistematis sesuai dengan variable kalian!

4)coba jelaskan bagaimana kalian menset waktu tinggal dalam reaktor supaya didapatkan konversi optimal!


Soal B

1p)ada pecobaan riak ada dua tahapan yaitu batch dan kontinyu?maksudnya tu untuk apa?

2)Jelaskan macam-macam system kerja reactor?apa kelebihan dan kekurangannya?apa dasar pemilihan dari sistem kerja tersebut?sebutkan contoh industri yang menggunakannya!

3)Jelaskan tahapan perhitungan RIAK secara sistematis sesuai dengan variable kalian!

4)faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai laju reaksi?jelaskan selengkap-lengkapnya



Soal A :utk praktikan cowok

soal B :utk praktikan cewek

Jawaban bersifat individual n dikumpulkan secepatnya..

soal 2 dan 4 harus diberi refferensi.....n di lampirkan...

aturan maen : wajib memberi koment pada blog ini....
so tiap praktikan harus membuka blog ini...

Labels

Label

Pengikut