sekilas tentang risetku....

Jumlah pengguna alat transportasi semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk. Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 200 juta jiwa membutuhkan bahan bakar transportasi dalam bentuk premium dan solar dalam jumlah yang besar. Saat ini sumber utama bahan bakar transportasi berasal dari minyak bumi. Data BPS tahun 2005 menunjukkan bahwa produksi premium sekitar 62 juta barrel dan produksi solar sekitar 87 juta barrel. Produk tersebut belum termasuk penggunaan untuk kebutuhan lain, misal minyak pelumas, kerosen, avgas, serta bahan-bahan lain. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat cadangan minyak bumi yang semakin menipis. Salah satu energi alternatif untuk bahan bakar transportasi adalah bioetanol sebagai pengganti bensin dan biodiesel sebagai pengganti solar.
Etanol merupakan salah satu sumber energi alternatif yang mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya sifat etanol yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan karena emisi karbon dioksidanya rendah (Jeon, 2007). Etanol dapat digunakan sebagai bahan campuran bensin (gasolin) yang kemudian dinamakan gasohol, dan juga dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar (McKetta, 1983). Di Indonesia produksi etanol semakin meningkat. Pabrik pembuat etanol pun semakin berkembang. Salah satunya adalah pendirian PT MEDCO ethanol di Lampung yang mempunyai kapasitas produksi 180.000 kiloliter/hari. Indonesia juga tercatat sebagai negara pengekspor etanol. Data BPS tahun 2006 menunjukkan besarnya ekspor etanol sebesar 25.590 ton ( BPS dalam anonim, 2007)
Pembuatan etanol dapat dilakukan dengan hidrasi etilen dan fermentasi (Kirk, 1951). Proses hidrasi etilen tidak cocok dikembangkan di Indonesia karena cadangan minyak bumi yang semakin sedikit. Sebaliknya, proses fermentasi sangat mungkin untuk dikembangkan di Indonesia. Etanol dapat diproduksi dengan cara fermentasi bahan mentah mono/disakarida (gula tebu, tetes tebu), bahan berpati (jagung, padi, umbi), dan bahan berselulosa (kayu, limbah pertanian) (Bailey, 1986). Dengan potensi yang sangat besar sebagai negara agraris, pengembangan etanol secara fermentasi sangat mungkin dilakukan.
Proses fermentasi etanol dapat dilakukan secara curah/batch ataupun secara sinambung/kontinyu. Proses batch dilakukan dengan cara yang sederhana sehingga produktivitasnya rendah, membutuhkan waktu yang lama, dan biaya buruh tinggi (Ullman’s, 2003). Hal tersebut berbeda dengan fermentasi secara kontinyu yang mempunyai produktivitas tinggi dan kebutuhan biaya buruh rendah. Produktivitas etanol dengan proses kontinyu adalah sekitar tiga kali proses batch. Oleh karena itu, untuk hasil yang sama dibutuhkan reaktor batch sebanyak tiga kali lipat reaktor kontinyu (Ullman’s, 2003). Penelitian terdahulu dengan bahan dan yeast yang sama menunjukkan perbedaan produktifitas antara proses batch dan kontinyu. Kadar gula awal sama yaitu 10 %(v/v), percobaan batch menghasilkan produktifitas etanol sebesar 1,8 gram/Ljam dengan yield produk 23,67 %. Pada percobaan kontinyu didapat nilai produktifitas sebesar 30,09 gram/Ljam dengan yield produk sebesar 49,22% (Widjaja, 2007)
Masalah yang sering timbul pada proses fermentasi adalah terjadinya inhibisi produk etanol. Selain itu, produk etanol akan berpengaruh terhadap pertumbuhan yeast, misalnya etanol akan merusak membran plasma, denaturasi protein, dan terjadinya perubahan profil suhu pertumbuhan (Virginie, 2001). Hal-hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroba sehingga akan menurunkan produktivitas. Pada konsentrasi alkohol 15 % mikroba tidak dapat tumbuh (Bulawayo, 1996) Persoalan ini dapat diatasi dengan pengambilan produk etanol yang terbentuk dari substrat fermentasi. Pengambilan produk etanol harus dilakukan pada kondisi yang tidak mengganggu pertumbuhan mikroba. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan fermentasi vakum (fermentor dikondisikan pada tekanan di bawah 1 atmosfir). Pada kondisi tersebut, etanol dan air akan menguap pada suhu yang sesuai dengan kondisi hidup mikroba (Ullman’s, 2003). Adanya penguapan yang terus-menerus menyebabkan kadar etanol dalam fermentor stabil dan tidak mengganggu pertumbuhan mikroba.
ADA YANG TERTARIK???

7 komentar:

JD Ryan Christy S L2C008065 27 Mei 2010 pukul 00.47  

sukhses risetnya mas ^^

Noor Amalia L2C008090 27 Mei 2010 pukul 00.49  

reviewnya ok mas

Prita Issolikha L2C008092 27 Mei 2010 pukul 00.50  

ok mas ^^

Prita Issolikha L2C008092 27 Mei 2010 pukul 00.51  

ok mas ^^

Wisnu Jati L2C008112 27 Mei 2010 pukul 00.51  

ok mas

tri nugroho 30 Mei 2010 pukul 04.07  

good review methode !
@tri nugroho L2C008109

Reni Krismawati L2C008093 30 Mei 2010 pukul 05.09  

ok mas

Posting Komentar

soal review RIAK

Soal A

1)kenapa mencari nilai konstanta kecepatan reaksi menggunakan percobaan batch dan model matematis menggunakan percobaan kontinyu?kalo di balik bisa ga?

2)Apa yang kalian ketahui tentang reactor?jelaskan mengenai reactor CSTR ,PFR dan fixed bedmulti tube? Apa kelebihan dan kekurangannya?serta contoh industry yang menggunakannya

3)Jelaskan tahapan perhitungan RIAK secara sistematis sesuai dengan variable kalian!

4)coba jelaskan bagaimana kalian menset waktu tinggal dalam reaktor supaya didapatkan konversi optimal!


Soal B

1p)ada pecobaan riak ada dua tahapan yaitu batch dan kontinyu?maksudnya tu untuk apa?

2)Jelaskan macam-macam system kerja reactor?apa kelebihan dan kekurangannya?apa dasar pemilihan dari sistem kerja tersebut?sebutkan contoh industri yang menggunakannya!

3)Jelaskan tahapan perhitungan RIAK secara sistematis sesuai dengan variable kalian!

4)faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai laju reaksi?jelaskan selengkap-lengkapnya



Soal A :utk praktikan cowok

soal B :utk praktikan cewek

Jawaban bersifat individual n dikumpulkan secepatnya..

soal 2 dan 4 harus diberi refferensi.....n di lampirkan...

aturan maen : wajib memberi koment pada blog ini....
so tiap praktikan harus membuka blog ini...

Labels

Label

Pengikut